Kebun Raya Cibodas.
Suatu ujian iman, ketsiqahan, ketaatan telah Allah beberkan melalui rangkaian kejadian perjalanan rihlah dari kampus ke Cibodas. Mobil mogok karena ban dalam pecah dua kali, mesin mobil rusak, dll. Entah kenapa, firasat untuk pergi rihlah diiringi niat yang setengah-setengah ini ternyata benar adanya. Kami banyak diuji kesabaran. Tak kuasa saya membayangkan kejadian di hari ini sebelumnya. Semoga apa yang terjadi hari ini bukan murka dari Allah, hanya itu harapan kami.
Evaluasi diri. Itu kuncinya. Akhirnya sederet kesalahan kami dapatkan juga sehingga perjalanan hari ini kurang berkah. Insya Allah banyak hikmah yang didapatkan di hari ini. Tak aka nada yang sia-sia. Sesi yang paling menarik dan membuat hati kami merasa tidak nyaman serta merasa miris adalah kami para jilbaber yang selalu mendapat lirikan sinis ketika berpapasan dengan sekomplotan orang yang berpenampilan kontra dengan kami.
Pertama, ketika kami shalat dzuhur di mushala, sekomplotan orang menatap tajam dari ujung kaki kami sampai ke ujung kepala, bahkan parahnya ketika kami berada dalam posisi memakai alat shalat mereka masih memperhatikan kami dengan seksama. Astagfirullah….sebegitu asingkah kami di daerah ini???
Hmmm… kejadian kedua ketika kami berjalan menelusuri jalan setapak. Sungguh, kami hanya sambil mengobrol pada saat itu (tidak melakukan kegiatan aneh apapun). Tiba-tiba kami berpapasan dengn sekomplotan orang yang melirik kami dengan pandangan sinis sambil berucap “bom…bom…”
Huft!!!! Biarlah mereka memandang seperti itu. Mungkin mereka belum terbiasa dengan orang-orang jilbaber seperti kami. Hanya kami jelas-jelas ingin menelantangkan suara: “Wahai kaum wanita, bersabarlah ketika berbagai macam label ditancapkan pada pribadimu. Buktikan bahwa kita adalah makhluk yang masih bernyawa, yang punya hak yang sama…” SEMANGAT!! Allahu Akbar…!!
Suatu ujian iman, ketsiqahan, ketaatan telah Allah beberkan melalui rangkaian kejadian perjalanan rihlah dari kampus ke Cibodas. Mobil mogok karena ban dalam pecah dua kali, mesin mobil rusak, dll. Entah kenapa, firasat untuk pergi rihlah diiringi niat yang setengah-setengah ini ternyata benar adanya. Kami banyak diuji kesabaran. Tak kuasa saya membayangkan kejadian di hari ini sebelumnya. Semoga apa yang terjadi hari ini bukan murka dari Allah, hanya itu harapan kami.
Evaluasi diri. Itu kuncinya. Akhirnya sederet kesalahan kami dapatkan juga sehingga perjalanan hari ini kurang berkah. Insya Allah banyak hikmah yang didapatkan di hari ini. Tak aka nada yang sia-sia. Sesi yang paling menarik dan membuat hati kami merasa tidak nyaman serta merasa miris adalah kami para jilbaber yang selalu mendapat lirikan sinis ketika berpapasan dengan sekomplotan orang yang berpenampilan kontra dengan kami.
Pertama, ketika kami shalat dzuhur di mushala, sekomplotan orang menatap tajam dari ujung kaki kami sampai ke ujung kepala, bahkan parahnya ketika kami berada dalam posisi memakai alat shalat mereka masih memperhatikan kami dengan seksama. Astagfirullah….sebegitu asingkah kami di daerah ini???
Hmmm… kejadian kedua ketika kami berjalan menelusuri jalan setapak. Sungguh, kami hanya sambil mengobrol pada saat itu (tidak melakukan kegiatan aneh apapun). Tiba-tiba kami berpapasan dengn sekomplotan orang yang melirik kami dengan pandangan sinis sambil berucap “bom…bom…”
Huft!!!! Biarlah mereka memandang seperti itu. Mungkin mereka belum terbiasa dengan orang-orang jilbaber seperti kami. Hanya kami jelas-jelas ingin menelantangkan suara: “Wahai kaum wanita, bersabarlah ketika berbagai macam label ditancapkan pada pribadimu. Buktikan bahwa kita adalah makhluk yang masih bernyawa, yang punya hak yang sama…” SEMANGAT!! Allahu Akbar…!!
Komentar
Posting Komentar