Ya, kata-kata “Gw” dan “Loe” sampai saat ini masih menjadi candaan hangat bagi teman-teman saya di departemen. Hal ini bermula dari kepanitiaan Masa Perkenalan Departemen IKK (dimana saya kebagian rezki menjadi ketua pelaksananya). Melihat ekspresi teman-teman panitia yang mulai stress karena banyak tantangan dan kendala yang kami hadapi pada saat persiapan acara (dari mulai penyusunan proposal, pra MPD yang dikatakan ilegal, sampai acara di hari H yang susunan acaranya berubah-ubah), akhirnya tercetuslah ide ‘gajebo’ saya untuk ‘bermain’ kata dengan teman-teman.
Pada saat itu panitia sedang berkumpul untuk mengadakan evaluasi acara kumpul AKA MPD. Melihat semangat panitia yang sudah lumayan kendur (karena sudah sore), akhirnya saya sebagai pemimpin jalannya evaluasi, menjawab beberapa pertanyaan panitia dengan kata “gw”. Tanpa dikomandoi, semua panitia serentak tertawa panjang. Bahkan ada beberapa panitia yang nyeletuk, “istigfhar Mi…Rahmi ga pantes bilang gitu…, “ sepertinya pada saat itu saya pun kembali menanggapi dengan jawaban, “iya maafin gw ya…”, dan semua panitia kembali meyumbangkan tawanya.
Disela canda tawa itu, saya mencuri pandang…. Memandangi wajah mereka satu persatu, sepertinya mereka telah melupakan penat dan lelah yang telah menyerang jasadnya seharian. Dalam raut wajah mereka, sangat tergambar keikhlasan mereka mengerjakan masing-masing amanah dengan penuh kerelaan dan tanpa mengharap balas jasa. Begitu mungkin deskripsi yang bisa saya kemukakan ketika candaan hangat itu dikeluarkan. Akhirnya evaluasi pada saat itu berjalan dengan suasana kekeluargaan yang sangat erat, dan tanpa terasa evaluasi yang diberikan pun tidak menyisakan kesedihan atau kekecewaan, tapi menumbuhkan semangat baru hingga agenda selanjutnya berhasil dilaksanakan dengan hasil yang jauh lebih baik dari agenda sebelumnya.
Itulah sepenggal hikmah, dari kata yang sempat saya anggap sebagai sesuatu yang tabu. Tapi kini, kata-kata itu menjadi penghibur bagi jiwa-jiwa yang sedang berada pada voltase tinggi, mengalir dengan menyejukkan, membawa diri pada suatu kesempatan,,,
Kawan-kawan IKK, saya rindu kalian dalam kerja yang menggebu… Semoga kisah kita di Kepanitiaan ini, tak kan terhapus zaman, karena hikmahnya akan terus diestafetkan, dibisikkan melalui cerita berantai anak-cucu kita…
Sekali lagi, “Maafin gw ya…gw salut dan bangga sama kalian.”
Peace…!!!
Komentar
Posting Komentar