satu kata yang sarat makna.
Betapa tidak,
ukhuwahlah yang bisa mengantarkan kita pada manisnya iman, bahkan ukhuwah pula yang bisa menenggelamkan kita pada lubang kenistaan. Imam Hasan Al-Banna menyebutkan, bahwa ukhuwah Islamiyah (persaudaraan Islam) adalah keterikatan hati dan jiwa satu sama lain dengan ikatan aqidah.
Keterikatan hati menjadi poin yang cukup penting dalam hal ini.
ukhuwahlah yang bisa mengantarkan kita pada manisnya iman, bahkan ukhuwah pula yang bisa menenggelamkan kita pada lubang kenistaan. Imam Hasan Al-Banna menyebutkan, bahwa ukhuwah Islamiyah (persaudaraan Islam) adalah keterikatan hati dan jiwa satu sama lain dengan ikatan aqidah.
Keterikatan hati menjadi poin yang cukup penting dalam hal ini.
Namun, tanpa disadari ternyata perlahan-lahan penyakit hati pun menggerogoti manisnya ukhuwah: suudzan, takabur, dengki, riya (na'udzubillah...). Padahal dengan sangat jelas Al-Qur'an menjelaskan bahwa hidup berukhuwah itu merupakan kenikmatan terbesar, seperti firman-Nya:
“Dan ingatlah akan kenikmatan Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah)
bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadikan kamu karena
nikmat Allah orang-orang yang bersaudara.” (Ali Imran: 103).
"Orang-orang yang bersaudara"
kembali mempertanyakan pada diri.
Sudah seberapa jauh diri ini mengenal 'mereka'?
sudah seberapa peka diri ini terhadap kondisi 'mereka'?
sudah sepeduli apa diri ini terhadap ujian yang 'mereka' hadapi?
sudah senasib sepenanggungankah diri ini terhadap 'mereka'?
sudah adakah cinta yang tertanam untuk 'mereka'? hingga itsar pun menjadi garda terdepan??
Astagfirullah ya Rabb,,,sungguh hati ini benar-benar dzalim...
Sungguh malu dengan surat-surat cinta-Nya:
“…Walaupun kamu membelanjakan semua (kakayaan) yang ada di bumi, niscaya
kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah
mempersatukan hati mereka… (QS: Al-Anfal: 63).”
“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara. (QS: Al-Hujurat: 10).”
Bahkan Rasulullah SAW pun menyinggungnya,
“Mukmin satu dengan yang lainnya bagaikan bangunan
yang sebagiannya mengokohkan bagian lainnya.” (HR. Imam Bukhari).
“Perumpamaan seorang mukmin dengan mukmin lainnya dalam kelembutan dan
kasih sayang, bagaikan satu tubuh. Jika ada bagian tubuh yang merasa
sakit, maka seluruh bagian tubuh lainnya turut merasakannya.” (HR. Imam
Muslim).
dan Allah pun kembali mengingatkan:
"Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh sebagian yang
lain, kecuali orang-orang yang bertakwa.” (QS: Al-Zukhruf: 67).
Astagfirullah...sudilah kiranya Engkau mengampuni kami ya Rabb...
izinkanlah kami berada di bawah naungan cinta-Mu dan dilindungi dibawah Arsy-Mu,,,
menjadi hamba-hamba yang Kau ridhai...
menjadi ahli-ahli syurgaMu..
dan kami pun hidup kekal bahagia dalam Jannah-Mu...
Aamiin :-)
Rasulullah Saw. Bersabda: “Sesungguhnya di sekitar arasy Allah ada
mimbar-mimbar dari cahaya. Di atasnya ada kaum yang berpakaian cahaya.
Wajah-wajah mereka bercahaya. Mereka bukanlah para nabi dan bukan juga
para syuhada. Dan para nabi dan syuhada cemburu pada mereka karena
kedudukan mereka di sisi Allah.” Para sahabat bertanya, “Beritahukanlah
sifat mereka wahai Rasulallah. Maka Rasul bersabda, “Mereka adalah
orang-orang yang saling mencintai karena Allah, bersaudara karena Allah,
dan saling mengunjungi karena Allah.”
(Hadis yang ditakhrij Al-Hafiz
Al-Iraqi, ia mengatakan, para perawinya tsiqat).
Komentar
Posting Komentar